UPAYA PELESTARIAN HUTAN MANGROVE
Tia Wulandari (A1C408022)
Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Jambi
Dalam ekosistem semua organisme memiliki fungsinya masing-masing yang tidak dapat digantikan dengan organisme lainnya. Apabila suatu organisme hilang atau rusak dari sebuah ekosistem, maka dapat dijamin bahwa ekosistem tersebut sudah kurang keseimbangannya. Hilangnya organisme dari sebuah ekosistem dapat terjadi akibat ulah manusia ataupun akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh ketidakseimbangan sistem di alam. Jika keberadaan suatu organismne sangat berpengaruh dalam keseimbangan ekosistem, maka akan lebih luas lagi dampak yang dapat terjadi apabila suatu komunitas yang hilang dari sebuah ekosistem.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu pulau yang tentu saja memiliki banyak daerah pesisir. Apabila kita berbicara mengenai daerah pesisir, kita dapat langsung membayangkan ekosistem yang ada pada daerah tersebut dan yang sedang menjadi sorotan saat ini adalah hutan mangrove.
Hutan mangrove memiliki banyak fungsi dalam ekosistem, antara lain:
1. Hutan mangrove dapat membantu mengurangi kandungan karbon yang ada di atmosfer yang tentu saja menjadikannya sebagai salah satu paru-paru bumi.
2. Hutan mangrove dapat mengurang bencana alam yang ditimbulakan dari ketidak seimbangan sistem di alam, misalnya abrasi.
3. Hutan mangrove juga dapat menjadi habitat bagi beberapa satwa yang sulit ditemukan di habitat lain. Bahkan dalam (Anonim,2009) dinyatakan bahwa hutan mangrove atau hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disana, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan burug pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus).
4. Hutan mangrove dapat berperan sebagai pengendap lumpur yang sekaligus dapat meningkatkan kandungan unsur hara. Dengan adanya mangrove lumpur menjadi tertahan dan akan mangurangi erosi lumpur yang dapat mencemari air dan dengan pengendapan yang terjadi aliran air akan menjadi lambat sehingga dapat terjadi penambahan unsur hara yang tertahan pada lumpur tersebut.
5. Salah satu manfaat penting yang dapat diperoleh dari hutan mangrove yaitu terjaganya iklim mikro didaerah tersebut. Secara langsung atau tidak langsung tentu saja keuntungan ini dapat menjadi keuntungan bagi organisme lainnya yang berada didaerah tersebut.
Keberadaan hutan mangrove yang mempengaruhi kehidupan banyak organisme ini dapat dikatakan telah mendekati kondisi kritis. Di provinsi Jambi, hutan mangrove dapat kita temui didaerah Tanjung Jabung yang berbatasan langsung dengan lautan. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan daerah Tanjung Jabung Timur menyatakan “Hutan mangrove atau bakau di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, saat ini semakin rusak” (Suryanto,2011:1). Ditambahkan pula oleh (Pisang, 2010:1) dalam tujuh tahun terakhir, luas hutan bakau di sana menyusut drastis. Keadaan itu masih ditambah ancaman punah lantaran perusakan hutan bakau yang semakin tak terkendali.
Upaya pelestarian telah dilakukan oleh pemerintah setempat, hal ini terlihat dari disediakannya ribuan batang bibit bakau baru. Namun kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap manfaat dari hutan bakau ini yang menyebabkan program pemerintah tersebut tidak berjalan lancar. Bahkan masyarakat banyak memanfaatkan kayu dari pohon bakau sebagai arang yang mau tidak mau harus menyebabkan berkurangnya pohon-pohon bakau tersebut. Selain itu terkadang pemerintah masih kurang menunjukkan totalitasnya dalam pencanangan program yang digalahkannya, sehingga hasil dari upaya yang dilakukan tampak belum maksimal. Oleh karena itu pemerintah juga perlu terus memaksimalkan perealisaian program-program kerja mereka yang dapat berefek bagi masyarakat luas seperti hal ini.
Terkadang manusia baru akan belajar dari kesalahan yang telah didapatkan. Sebelum bencana yang ditimbulkan dari kerusakan dan ketidak seimbangan sistem alam yang hutan mangrove tersebut ada baiknya kita upayakan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Jika pemerintah telah mengupayakan pelestarian hutan mangrove tersebut, mungkin kita dapat membantu dengan cara menggerakkan hati masyarakat agar dapat terjun langsung dalam keadaan ini. Mungkin cara ini akan dapat terealisasikan jika antusias masyarakat dapat timbul dan sebanding dengan usaha yang mereka lakukan untuk menjaga dan melestarikan hutan mangrove.
Upaya yang dapat dilakukan antara lain membuka pandangan masyarakat untuk bersama-sama melakukan pelestarian hutan mangrove. Mungkin selama ini pandangan masyarakat belum terbuka terhadap manfaat yang dapat diperoleh jika hutan mangrove tetap terjaga dan dapat dipastikan masyarakat belum menyadari masalah-masalah yang dapat ditimbulkan jika hutan-hutan mangrove tersebut sudah benar-benar tidak ada lagi. Banyak masyarakat dari negara-negara lain yang kembali sadar akan manfaat yang dapat diperoleh dari hutan mangrove setelah mereka mendapatkan bencana dari rusaknya hutan mangrove, untuk itu hal tersebut dapat kita jadikan bukti nyata dan contoh bagi masyarakat yang berada didaerah pesisir. Tentu saja hal tersebut bukan untuk memperlihatkan kekurangan yang ada pada orang lain, namun keadaan seperti itu yang justru dapat menjadi pelajaran dan dapat menyadarkan hati nurani agar masyarakat mau turut andil dalam melestarikan hutan mangrove bahkan bukan hanya untuk saat ini tetapi juga untuk masa-masa yang akan datang.
Selain itu cara yang juga mungkin dapat dilakukan adalah melalui dunia pendidikan. Hal ini mungkin dianggap sepele atau mungkin tidak diperioritaskan oleh para pendidik. Namun, ada baiknya generasi mendatang terutama yang berada pada kawasan mangrove tersebut dibekali pemahaman terhadap hutan mangrove dan pelestariannya. Mungkin yang terjadi selama ini bukanlah ketidakmauan untuk melakukan suatu aksi namun karena ketidaktahuan informasi untuk melakukan aksi tersebut. Kita dapat mempertontonkan cuplikan mengenai rusaknya hutan mangrove dan akibat yang dapat ditimbulakan dari keadaan tersebut. Hal ini mungkin akan lebih efektif jika dibandingkan dengan hanya memberikan ceramah tentang hutan mangrove pada saat proses pembelajaran dilaksanakan. Selain itu juga dapat dilakuakn pembekalan informasi tentang cara melestarikan hutan mangrove mulai dari memanfaatkan bagian tumbuhan mangrove sebagai bibit tanaman tersebut, atau memperkenalkan manfaat-manfaat yang langsung dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita dapat menggerakkan hati mereka dan secara tidak langsung kita telah mengajak mereka bersama-sama untuk memulai melakukan aksi untuk bumi.
Paradigma yang mungkin ada saat ini adalah baru akan melakukan suatu tindakan setelah terjadi dampaknya atau mungkin masih memiliki pandangan bahwa keberadaan suatu aspek dalam kehidupan ini terkadang baru disadari ketika aspek tersebut sudah tidak ada lagi, hal itu yang seharusnya tidak boleh terjadi dalam kehidupan kita. Apabila suatu hal tidak bersinggungan dengan norma dan agama ada baiknya kita berusaha mengubah paradigma-paradigma yang tumbuh di dalam masyarakat dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik, tentu saja dimulai dari diri kita. Sebuah hasil yang besar tidak selalu dihasilkan dari perbuatan yang besar pula, yang terpenting adalah kemauan yang timbul dari dalam diri dan upaya kita untuk melaksanakannya. Kita mulai dari diri kita sendiri, kita mulai dari hal-hal yang kecil, dan kita mulai dari sekarang. Lakukakan sesuatu yang dapat mendamaikan bumi kita.
Salam lestari_salam konservasi.